Minggu, 26 Februari 2012
Indonesia Butuh Laboratorium Hacker
Jumlah komunitas hacker di Indonesia saat ini semakin tinggi. Untuk mengolah dan mengelola kemampuan yang dimiliki para hacker tersebut pemerintah dianggap perlu menyediakan wadah khusus bagi komunitas ini untuk beraktivitas. Dani Firmansyah, salah satu penggiat teknologi informasi Indonesia mengatakan, selama ini pemerintah masih kurang peduli terhadap komunitas hacker dan lebih banyak melihatnya dari sisi hukum. Sedangkan yang sifatnya menyelesaikan akar masalah hacker itu sendiri, menurut Dani, masih belum dilakukan. "Seharusnya, anak-anak ini (komunitas hacker-red) kita ajak, kita bimbing, kasih training, masukan dan materi untuk belajar. Baru sambil itu berjalan cyberlaw-nya kita jalanin," tuturnya, di sela-sela konferensi pers Panhac 2 di Novotel Jakarta, Selasa petang (29/5/2007). Menurut Dani, hacker tidak hanya mempunyai kemampuan untuk membobol sekuriti seperti yang selama ini dipandang oleh sebagian pihak. Tetapi di luar itu, mereka juga punya kemampuan untuk melakukan proteksi serta kemampuan jaringan yang luar biasa. Bahkan, dari sisi programernya juga sangat mumpuni untuk membuat aplikasi-aplikasi untuk pemerintah, perusahaan serta masyarakat. "Jadi hanya perlu disediakan wadah atau semacam laboratoium saja untuk dididik dan dikasih arahan. Saya yakin mereka akan menjadi 'jagoan-jagoan' semua tuh nantinya. Dari situ, pemerintah bisa mengajak mereka bersama-sama menjaga kemanan informasi," tukas Dani, yang juga pernah membobol situs KPU pada Pemilu 2004. Pasalnya, ungkap Dani, para hacker sebenarnya juga bingung untuk mencari tempat yang aman bagi mereka 'bermain'. Selama ini mereka hanya bisa beraktifitas dengan membuat semacam kelompok riset dan mailing list untuk sekedar tempat kumpul dan belajar bersama. Dua Sisi Pemerintah Di mata Dani, pemerintah selama ini melihat komunitas hacker dengan dua sisi. Pertama, ada yang melihatnya sebagai suatu yang harus diawasi atau diproteksi oleh hukum. Kedua, ada yang melihatnya sebagai sesuatu yang positif. Contohnya seperti Lembaga Sandi Negara (LSN) yang sangat mendukung komunitas hacker. Selain itu, LSN juga tidak segan untuk bertukar informasi dengan komunitas ini. "Mereka (LSN-red) sangat mengerti komunitas hacker mempunyai potensi yang bagus dalam pengembangan teknologi, keamanan informasi dan pendidikan bagi bangsa," imbuh Dani. Diharapkan dengan adanya kompetisi hacking seperti Pazia Acer National Hacking Competition (Panhac) ini, hacker Indonesia yang memang mempunyai kemampuan hebat dapat bertemu dengan orang-orang profesional dan nantinya bisa ditarik ke dunia kerja. "Ini yang ingin kita bangun, dan para hacker juga jangan sembunyi terus. Lebih baik mengeluarkan mereka (hacker-red) pelan-pelan ajak mereka, kasih bimbingan dan tempat mereka untuk berkembang, ini lebih positif," Dani menandaskan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar