1. Kelompok Black Hat
Para hacker yang menjelma menjadi cracker / attacker yang
menggunakan kemampuannya untuk tujuan kriminal dan cenderung membahayakan
kepentingan pihak lain. Pada umumnya orang-orang yang tergabung dalam kelompok
ini adalah yang bergerak secara individu atau sesuai idealisme tertentu dan
tidak terikat atas kepentingan pihak tertentu.
2. Kelompok Grey Hat
Para hacker yang memberikan informasi yang diperoleh ke para
attacker maupun para vendor, untuk memperoleh imbalan tertentu. Kelompok ini
dikenal juga sebagai cracker, yakni orang-orang yang tidak memiliki
keberpihakan pada pihak manapun dan menjual berbagai informasi yang diperlukan
sesuai kebutuhan yang ada.
3. Kelompok White Hat
(hacker sejati) Orang-orang yang melakukan aktivitas hacking
dalam rangka memperoleh informasi tentang celah-celah keamanan, maupun
kelemahan-kelemahan yang dimiliki untuk diberikan kembali kepada pihak yang
bersangkutan untuk disempurnakan kembali.
4. Kelompok Blue Hat
yang punya kemampuan seperti white hat,
tapi berkecimpung di dunia pendidikan.
Pada umumnya kita selalu menganggap bahwa orang-orang yang serik merusak website lain itu disebut Hacker, namun aslinya dalam dunia bawah tanah Komputer terdapat beberapa kelompok yang berbeda dengan aktifitas yang berbeda pula, Antara lain :
Pada umumnya kita selalu menganggap bahwa orang-orang yang serik merusak website lain itu disebut Hacker, namun aslinya dalam dunia bawah tanah Komputer terdapat beberapa kelompok yang berbeda dengan aktifitas yang berbeda pula, Antara lain :
5.Kelompok Anarkis
Kelompok ini kayaknya berawal pd era
60-70an yaitu pada masa perang Vietnam, mereka banyak menentang tentang
keterlibatan AS dalan perang tersebut. Kegiatan kaum ini biasanya melibatkan
penyebaran informasi tentang pembuatan campuran-campuran bahan peledak,
perakitan senjata sederhana, ajakan untuk bertindak anarkis dan sebagainya
secara elektronik ( Contohnya Dokumen Anarchy ‘n Explosive ). Sampai sekarang
masih ada situs-situs yang menyediakan informasi-informasi anarkis yang serupa
diinternet misalnya “Cult of the Dead Cow”.
6.Kelompok Cyberpunk
Istilah Cuberpun k ini diistilahkan
oleh Steward Brand, editor “Whole Earth Catalog” sebagai “Technology with an
attitude”. Seperti budaya “punk” yang lainnya kelompok ini cenderung menjurus
ke anarkisme, tapi mereka tidaklah benar-benar melakukan kejahatan atau
pemberontakan. Tindakan yang mereka lakukan hanyalah merupakan symbol belaka.
7.Kelompok Cypherpunk
Kelompok ini juga disebut juga
cryptographers, yang terdiri dari orang-orang yang gemar bereksperimen dengan
metode Enkripsi / penyandian data. Usaha merekan adalah untuk menemukan metode
penyandian data yang seaman mungkin ( untuk menjamin privasi merekan ), dan
juga cara untuk membongkar metode-metode penyandian data yang sudah ada.
8.Kelompook penulis virus ( virus
writer )
Istilah penulis virus disini sebenarnya
ditujukan kepada orang-orang yang memiliki keahlian dalam menulis program
virus, worm dan sejenisnya. Merekan ahli dalam membuat program-program kecil
namun efisien, dengan kecerdasan buatan (artificial intelegent atau AI ). Biasanya
kelompok ini masih berstatus mahasiswa, programmer, pakar sampai peneliti.
9.Kelompok pirate / pembajak
Aktifits kelompok ini adalah melakukan
salinan-salinan ilegal dari perangkat lunak komputer, oleh karena itu mereka
dicap sebagain musuh besar perusahaan perangkat lunak komp. Awalnya kelompok
ini tidaklah berorientasi pada uang, karena mereka menggandakan hanya kepada
rekan-rekan mereka saja tanpa bayaran. Tapi dimasa kini pembajakan softaware
telah mengarah ke tujuan komersial karena didorong juga oleh harga perangkat
lunak yang mahal.
10. Kelompok phreaker
Sering dijabarkan sebagai Phone
freaker, yaitu orang-orang yang berusaha mempelajari dan menjelajahi segala
aspek dalam system telefon, pada awalnya Amerika masih dikendalikan oleh
nada-nada berfrekwensi tinggi (sampai remaja tunanetra bernama Joseph “Joe “
Engressia menemukan bahwa ia dapat menggunakan siulannya untuk mengendalikan
system telefon. Sejak perusahaan telekomunikasi AS menggunakan komputer untuk
mengendalikan jaringan telefon, para phreaker juga beralih kekomputer dan
menjadi makin mirip dengan hacker, ada dua alasan umum untuk persamaan ini:
-
Phreaker menjelahi teknik komputer agar bisa melanjutkan penjelajahannya pada
jaringan telefon yang kini dikendalikan komp.
- Hacker mempelajari teknik phreaking agar dapat memanipulasi system te;efon untuk menekan biaya sambunga telefon, dan untuk menghindari pelacakan.
- Hacker mempelajari teknik phreaking agar dapat memanipulasi system te;efon untuk menekan biaya sambunga telefon, dan untuk menghindari pelacakan.
11.
Kelompok hacker
Dari masa ke masa definisi “hacker”
telah berkembang, namun pada masa ini dapat didefinisikan sebagai “Orang-orang
yang gemar mempelajari seluk beluk system komp. Dan bereksperimen dengannya.”
Eric Raymond, penyusun “The New Hacker’s Dictionary (MIT Press 1994),
menuliskan ciri-ciri hacker sebagai berikut :
-
Gemar mempelajari detail system komp. Atau bahasa pemrograman.
- Gemar melakukan praktek pemrograman daripada hanya menteorikannya
- Mampu menghargai hasil hacing orang lain.
- Mempelajari pemrograman dengan cepat
- Mahir dalam system operasi / bahasa pemrograman tertentu (Unix)
- Gemar melakukan praktek pemrograman daripada hanya menteorikannya
- Mampu menghargai hasil hacing orang lain.
- Mempelajari pemrograman dengan cepat
- Mahir dalam system operasi / bahasa pemrograman tertentu (Unix)
Hacker sejati bukanlah kelompok
kriminal perusak jaringan seperti anggapan orang banyak, namun harus diakui
bahwa dari waktu ke waktu terdapat cukup banyak hacker yang menyalah gunakan
kemampuan dan pengethuan mereka untuk hal-hal yang destruktif dan negatif,
melakukan berbagai kejahatan atau berbuat usil dengan mengacaukan dan merusak
file orang.
TUJUH KELOMPOK HACKER BERDASARKAN PROFILE KEMAMPUAN
Pembagian para hacker berdasarkan profile kemampuan profesionalnya terbagi menjadi tujuh kelompok. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Marc Rogers MA, seorang guru besar psikologi dari University of Manitoba Hawai, yakni:
* Tool Kids/NewBies Orang-orang yang baru belajar aktivitas hacking, namun kemampuan kemampuan tentang komputer serta teknik pemrograman relatif terbatas dan hanya baru bisa membuat program-program dasar. Aktivitas hacking yang dilakukan, umumnya menggunakan bantuan aplikasi yang terdapat di internet hingga tidak murni mengandalkan kemampuan individunya.
Pembagian para hacker berdasarkan profile kemampuan profesionalnya terbagi menjadi tujuh kelompok. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Marc Rogers MA, seorang guru besar psikologi dari University of Manitoba Hawai, yakni:
* Tool Kids/NewBies Orang-orang yang baru belajar aktivitas hacking, namun kemampuan kemampuan tentang komputer serta teknik pemrograman relatif terbatas dan hanya baru bisa membuat program-program dasar. Aktivitas hacking yang dilakukan, umumnya menggunakan bantuan aplikasi yang terdapat di internet hingga tidak murni mengandalkan kemampuan individunya.
* Cyber Punk Orang-orang yang memiliki pengetahuan dan teknik komputer yang lebih tinggi dibandingkan NewBies. Mereka sudah mampu memahami karakteristik dari sistem jaringan ataupun sistem yang sedang mereka serang. Pengetahuan mereka tentang bahasa pemrograman cukup andal, karena mampu mendefinisikan hingga karakteristik umumnya. Dengan kemampuannya ini, ia sudah mampu menciptakan alat bantu infiltrasi sendiri, hingga tidak lagi menggunakan program-program bantu yang tersedia di internet. Aktivitas-aktivitas yang dilakukan memiliki kecenderungan untuk kriminal, seperti defacing web, carding, ataupun spamming.
* Internals Orang-orang yang masih bergabung ataupun pernah (mantan) dengan perusahaan TI, dengan kemampuan komputer dan programming yang anda. Dan melakukan berbagai aktivitas hacking dengan mengandalkan berbagai kombinasi sumber daya internal maupun eksternal yang ada untuk berbagai tujuan. Contoh, pelanggaran paling sering dilakukan adalah breaking over priviledge activity, yakni segala aktivitas yang melanggar batasan-batasan hak yang dimiliki.
* Coders Golongan ini dikenal juga sebagai resources, yakni orang-orang yang menjual berbagai informasi yang ada di internet ke pihak-pihak yang membutuhkan. Kemampuan programming dan teknisnya sangat andal dan kelompok ini malakukan berbagai aktivitas infiltrasi dalam rangka untuk memperoleh berbagai data ataupun informasi yang dapat dijual. Coders juga membantu membuat berbagai aplikasi bantu hacking yang dibutuhkan oleh para hacker ataupun attacker/cracker yang membutuhkan.
* Old Guard Hackers (Idealism Gate Keepers) Para hacker sejati yang murni melakukan aktivitas-kativitas hacking dalam rangka untuk tujuan ilmiah dan kebaikan semua pihak. Jumlah golongan ini relatif sangat sedikit, karena idealisme yang dijunjung memaksa mereka untuk menggunakan kode etik yang dijunjung tinggi oleh para hacker, yakni kemampuan di atas segalanya.
* Professional Criminals Para attacker/cracker yang bergerak atas nama kelompok ataupun individu dan melakukan berbagai aktivitas cyber crime sebagai sumber kehidupan utamanya. Kemampuan yang dimiliki oleh kelompok ini sangat sempurna karena mengombinasikan berbagai piranti keras dan pengetahuan programming yang bisa diandalkan dibantu data/informasi yang diperoleh dari Coders. Aktivitas kejahatan yang dilakukan tidak lagi dalam kelas cyber punk yang lebih banyak pada target individu, namun justru pada kalangan korporat dengan jalan merampok dana yang tersedia dengan melakukan transfer secara tersembunyi.
* Cyber Terrorist Sekelompok orang atau individu yang bertindak atas dasar sentimen pada suatu kelompok atau pihak tertentu, dan melakukan berbagai aktivitas yang bertujuan untuk menunjukkan eksistensi mereka pada lingkungan dunia. Tingkatan kemampuan yang dimiliki kelompok ini adalah yang tertinggi karena menggabungkan berbagai sumber daya yang ada, level kemampuan, bahkan menggunakan sarana prasarana bantuan dari pihak sponsor yang membantu seperti satelit komunikasi.
Apapun alasannya ‘hacking’ adalah tindakan yang tidak melangar hukum, namun disebut “cracking” apabila digunakan untuk merusak, menghilangkan data / sesuatu yang bukan milik kita. Akan tetapi yang kita ketahui bersama – sama bahwa tidak adanya jaminan yang memastikan data atau informasi yang kita punya adalah 100 % aman dan kondisi inilah yang digunakan orang untuk memulai “pekerjaan” merusak dari awalnya iseng hingga professional. Hal terpenting yang bisa kita lakukan adalah menutup segala kemungkinan celah keamanan yang terbuka dan selalu mengupdate data / informasi [ siaga ].
Nah, sekarang bagaimana apakah anda
akan tetap memakai identitas hacker pada saat anda memasuki sebuah system orang
lain dan merusaknya ??, hal ini akan membuat “Image” hacker menjadi kian
tercoreng. Ada baiknya jika anda merasa seorang “hacker sejati” (ceritanya..)
anda membentuk kelompok yang bertugas untuk menjaga system orang lain, tentu
saja adminnya sendiri akan merasa senang kalau anda bisa melakukan sesuatu yang
sama-sama menguntungkan untuk keduanya. Mis: Si Admin merasa tenang karena
sistemnya dijaga oleh orang-orang berkualitas dari seluruh penjuru dan anda
mungkin mendapat pendapatan tambahan dari usah anda menjaga system si Admin
tersebut bukannya merusaknya…. :- )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar