DEFINISI SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR
Manufaktur,
dalam arti yang paling luas, adalah proses merubah bahan baku menjadi
produk. Proses ini
meliputi:perancangan produk, pemilihan material dan tahap‐tahap proses dimana produk tersebut dibuat.
Definisi
manufaktur secara umum adalah suatu aktifitas yang kompleks yang
melibatkan berbagai variasi
sumberdaya dan aktifitas perancangan produk, pembelian,
pemasaran, mesin dan perkakas,
manufacturing, penjualan, perancangan proses, production control, pengiriman
material, support service, dan customer service.
Sistem
Informasi Manufaktur adalah suatu sistem berbasis komputer yang bekerja
dalam hubungannya dengan sistem
informasi fungsional lainnya untuk mendukung
manajemen perusahaan dalam pemecahan
masalah yang berhubungan dengan manufaktur produk perusahaan yang pada dasarnya
tetap bertumpu pada input, proses dan output.
Sistem ini digunakan untuk mendukung fungsi produksi yang
meliputi seluruh kegiatan yang terkait dengan
perencanaan dan pengendalian proses untuk memproduksi barang atau jasa. Suatu system manufaktur pada dasarnya terdiri dari
empat fungsi dasar yaitu perencanaan produk, perencanaan pengendalian dan
proses transformasi data menjadi informasi.
Penggunaan
teknologi computer pada masing-masing fungsi tersebut menghasilkan teknologi
CNC (Computer
Numerical Control), FMS(Flaksibel Manufacturing System), CAD (Computer Aided
Design), CAPP(Computer Proses Planning), CAM(Computer Process Planning), DNC
(Direct/Distributed Control), dan CAPM (Computer Aided Production Management).
Usaha untuk mengintegrasikan proses- proses manufaktur berupa konsep FMS.
FMS merupakan system terintegrasi yag terdiri dari mesin
CNC, alat penanganan material otomatis, dan alat penanganan perkakas.
Perkembangan jaringan computer yang memungkinkan menghubungkan fungsi CAD/CAPP/CAM dengan
jaringan produksi dilantai DNC. Usaha untuk mengintegrasikan CAD/CAPP/CAM/DNC
dengan system perencanaan dan pengendalian manufaktur /system informasi logistic merupakan usaha
untuk menuju CIM.
Tujuan
Sistem merupakan kesatuan dari banyak hal yang
terintegrasi untuk menjadi sebuah fungsi atau menghasilkan tujuan tertentu.
Sistem Informasi Manufaktur (SIM) bertujuan menghasilkan informasi manufaktur
yang berguna untuk perusahaan. Dimana tujuan perusahaan manufaktur adalah
memaksimalkan keuntungan produksi.ss
SISTEM PEMROSESAN MANUFAKTUR
Sistem
Informasi Manufaktur (SIM) termasuk dalam kerangka kerja Sistem Informasi
Manajemen (SIM) secara keseluruhan. SIM lebih menekankan kepada
informasi-informasi yang terkait dengan proses produksi yang terjadi dalam
sebuah produksi, mulai dari input bahan mentah hingga output barang jadi,
dengan mempertimbangkan semua proses yang terjadi.
Input Data/Informasi
Input
data berupa data internal dan data eksternal, data internal merupakan data
intern sistem keseluruhan yang mendukung proses pengolahan data menjadi
informasi yang berguna. Data ini meliputi sumber daya manusia (SDM), material,
mesin, dan hal lainnya yang mendukung proses secara keseluruhan seperti
transportasi, spesifikasi kualitas material, frekuensi perawatan, dan lain‐lain.
Data
Eksternal perusahaan merupakan data yang berasal dari luar perusahaan (environment)
yang mendukung proses pengolahan data menjadi informasi yang berguna untuk
perhitungan cost dalam manufaktur mulai dari awal hingga akhir proses..
Contoh data eksternal adalah data pemasok (supplier), kebijakan pemerintah
tentang UMR, listrik, dll.
Sub Sistem Input
Sub sistem input terdiri dari
a. Sistem informasi akuntansi
Mengumpulkan
data intern yang menjelaskan operasi manufaktur dan data lingkungan yang
menjelaskan transaksi perusahaan dengan pemasok. Sebagai contoh, pegawai
produksi memasukan data ke dalam terminal dengan menggunakan kombinasi media
yang dapat dibaca mesin dan keyboard. Media berbentuk dokumen dengan bar code
yang dapat dibaca secara optik atau dengan tanda pensil yang dapat dibaca
secara optik, dan kartu plastik dengan garis‐garis
catatan yang dapat dibaca secara magnetis. Setelah dibaca data tersebut
ditransmisikan kekomputer pusat untuk memperbarui database.
b. Sub sistem industrial
engineering (IE)
Industrial
Engineering merupakan analisis sistem yang terlatih khusus yang mempelajari
operasi manufaktur dan membuat saran‐saran
perbaikan. Industrial engineering terdiri dari proyek‐proyek pengumpulan data khusus dari dalam perusahaan yang
menetapkan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk suatu produksi.
c. Sub sistem intelijen manufaktur
Sub sistem intelijen manufaktur
berfungsi agar manajemen manufaktur tetap mengetahui perkembangan
terakhir mengenai sumber‐sumber pekerja, material dan mesin. Adapun yang termasuk
dalam sub sistem intelijen manufaktur adalah :
1. Informasi pekerja, manajemen
manufaktur harus memperhatikan serikat pekerja
yang
mengorganisasikan para pekerja perusahaan. Baik dalam sistem kontrak,
tak
berjangka maupun
borongan.
2. Sistem formal, manajemen
manufaktur memulai arus informasi pekerja dengan
menyiapkan permintaan pekerja yang
dikirimkan ke departemen sumber daya manusia dan data dari berbagai elemen
lingkungan yang menghubungkan kepada pihak pelamar.
3. Sistem informal, arus informasi
antar pekerja dan manajemen manufaktur sebagaian
besar bersifat
informal arus itu berupa kontak harian antara pekerja dan manajer
mereka.
PROSES
Proses pengolahan data menjadi informasi selalu diidentikkan dengan Database Management System (DBMS). DBMS ini identik dengan manajemen data, dimana data yang ada harus dijamin akurasi, kemutakhiran, keamanan, dan ketersediaannya bagi pemakai, bertujuan agar dalam penggunan informasi tidak terjadi kekeliruan.
Proses pengolahan data menjadi informasi selalu diidentikkan dengan Database Management System (DBMS). DBMS ini identik dengan manajemen data, dimana data yang ada harus dijamin akurasi, kemutakhiran, keamanan, dan ketersediaannya bagi pemakai, bertujuan agar dalam penggunan informasi tidak terjadi kekeliruan.
Kegiatan yang
terjadi di dalam manajemen data adalah :
1. Pengumpulan (pendokumentasian) data
2. Pengujian data, agar tidak terjadi inkonsistensi data
3. Pemeliharaan data, untuk menjamin akurasi dan kemutakhiran data.
4. Keamanan data, untuk menghindari kerusakan dan penyalahgunaan data.
5. Pengambilan data, bisa dalam bentuk laporan, untuk memudahkan pengolahan data yang
1. Pengumpulan (pendokumentasian) data
2. Pengujian data, agar tidak terjadi inkonsistensi data
3. Pemeliharaan data, untuk menjamin akurasi dan kemutakhiran data.
4. Keamanan data, untuk menghindari kerusakan dan penyalahgunaan data.
5. Pengambilan data, bisa dalam bentuk laporan, untuk memudahkan pengolahan data yang
lain.
Seperti halnya data input, pengolahan data menjadi informasi memerlukan
proses khusus dengan menggunakan metode perhitungan yang sesuai dengan
kebutuhan industri yang bersangkutan. Apabila kita belum mengetahui keinginan
informasi dari pihak eksekutif, pengolahan data yang ada dapat menimbulkan cost
yang inefektif dan inefisiensi.
OUTPUT
Sub Sistem Output
Adalah
informasi yang dihasilkan dari hasil pengolahan data yang dapat dibagi menjadi
3 bagian yaitu produksi, persediaan dan kualitas, dimana ketiganya ini tidak
meninggalkan unsur biaya yang terjadi di dalamnya.
a. Sub sistem produksi
Adalah
segala hal yang bersangkutan dengan proses yang terjadi disetiap divisi kerja
ataupun departemen yang mengukur
produksi dalam hal waktu, menelusuri arus kerja dari satu langkah ke langkah
berikutnya.
b. Sub sistem persediaan
Tingkat
persediaan perusahaan sangat penting karena menggambarkan investasi yang
besar dimana suatu barang
dipengaruhi oleh jumlah unit yang dipesan dari pemasok setiap kalinya, dan tingkat
persediaan rata‐rata dapat diperkirakan dari separuh kuantitas pesanan
ditambah safety stock. Subsistem persediaan memberikan jumlah stok, biaya holding,
safety stock , dan lain‐lain berdasarkan hasil pengolahan
data dari input, biasanya memiliki proses pembelian (purchasing) dan
penyimpanan (inventory). Dan fungsi dari sub sistem persediaan adalah
mengukur volume aktifitas produksi saat persediaan diubah dari bahan mentah
menjadi bahan jadi.
c. Sub sistem kualitas
Adalah
semua hal yang berhubungan dengan kualitas, baik waktu, biaya, performa
kerja,maupun pemilihan supplier. Fungsi dari sub sistem kualitas adalah
mengukur kualitas material saat material diubah. Banyak hal lain yang bukan
unsur mutlak kualitas namun perlu masuk dalam unsur kualitas seperti proses (Process
Control), Perawatan (Maintenance), dan Spesifikasi (Specification)
baik produk jadi maupun material. Sub sistem kualitas mempunyai pendekatan
khusus untuk meningkatkan kualitas produksinya dengan menggunakan total quality
management (TQM) yaitu manajemen keseluruhan perusahaan sehingga perusahaan
unggul dalam semua dimensi produk dan jasa yang penting bagi semua pelanggan.
Keyakinan dasar yang melandasi TQM adalah :
· Kualitas ditentukan oleh pelanggan dan manajemen yang digunakan
· Kualitas dicapai oleh manajemen
· Kualitas adalah seluruh tanggung jawab seluruh penghuni
perusahaan
PERENCANAAN SISTEM INFORMASI
MANUFACTUR
Ruang
lingkup sistem informasi manufaktur meliputi Sistem perencanaan manufaktur,
Rencana produksi, Rencana tenaga
kerja, Rencana kebutuhan bahan baku dan Sistem
pengendalian manufaktur
Setiap sistem
harus memiliki paling sedikit tujuh elemen yang saling bekerja sama agar
mencapai tujuan dari sistem tersebut. Ketujuh elemen dari sistem itu adalah: (1) tujuan (objectives),
(2) pelanggan (customers), (3) output, (4) proses, (5) input, (6)
pemasok (supplier), dan (7) pengukuran (measurements). Berdasarkan
konsep umum tentang suatu sistem, maka dapat dibangun suatu sistem manufaktur
dan manajemen sistem manufaktur.
Manajemen
sistem manufaktur terdiri dari dua konsep, yaitu: (1) konsep manajemen, dan (2)
konsep sistem manufaktur. Suatu sistem manufaktur mengkonversi input yang
berasal dari pemasok menjadi output untuk digunakan oleh pelanggan, sedangkan
manajemen
sistem manufaktur memproses informasi yang berasal
dari sistem manufaktur,pelanggan, dan lingkungan melalui proses manajemen untuk
menjadi keputusan atau tindakan manajemen guna meningkatkan efektivitas dan
efisiensi dari sistem manufaktur itu.
Sistem
manufaktur yang efektif dan efisien membutuhkan integrasi dari banyak subsistem
yang mempengaruhi dan mengendalikan proses manufaktur, guna memberikan
kemampuan perusahaan untuk mencapai tujuannya.
Berdasarkan
kenyataan diatas, maka perusahaan-perusahaan manufaktur yang akan mendominasi
pasar di abad 21 adalah perusahaan yang memiliki dedikasi total kepada
pelanggan untuk memenuhi kebutuhan dan ekspektasi mereka. Agar industri
manufaktur menjadi kompetitif dalam pasar global yang dinamik, maka industri
itu membutuhkan sistem informasi terintegrasi yang mampu memberikan informasi
secara komprehensif kepada manajemen untuk membuat keputusan-keputusan
manajerial secara akurat.
Dengan demikian
melalui sistem informasi terintegrasi yang akurat dan proses manajemen
manufaktur yang efektif, akan menghasilkan keputusan manajemen yang tepat untuk
peningkatan terus-menerus dari sistem manufaktur itu. Dengan kata lain sistem
informasi terintegrasi akan memberikan suatu keunggulan kompetitif bagi sistem
manufaktur.
PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI
MANUFACTUR
Pengendalian sistem informasi
manufactur terbagi atas dua yaitu :
· Pengendalian Proses
Pengendalian
proses adalah penggunaan komputer untuk mengendalikan proses fisik yang
berlangsung. Pengendalian proses dengan komputer biasa digunakan untuk
mengendalikan proses fisik dalam penyulingan minyak, pabrik semen, pabrik
kimia, dan lain sebagainya. Program pengendalian proses menggunakan model
matematika untuk menganalisa data yang dibangkitkan oleh proses yang sedang
berjalan dan membandingkannya dengan standar yang sudah ada atau peramalan
permintaan.
Sub
proses yang pengolahan data maupun pengendalian prosesnya masing-masing telah
dilakukan secara komputasi, digabungkan/diintegradikan dalam suatu jaringan
kerja (network) yang dipusatkan kesebuah computer pengendali (server) yang
disebut Manager Station. Dengan demikian terjadi proses pertukaran informasi
antar masing-masing sub proses dalam sebuah inisialisasi kondisi tertentu.
Manager Station secara otomatis akan mengolah seluruh data input, serta
menghasilkan output berupa perintah perubahan, perbaikan maupun yang lainnya
berkaitan dengan operasional proses.
· Pengendalian Mesin
Pengendali mesin adalah penggunaan
komputer untuk mengendalikan gerakan mesin, dikenal juga sebagai Numerical
Control. Pengendali peralatan mesin dalam pabrik merupakan sebuah bentuk
aplikasi dari Numerical Control. Program komputer numerikal kontrol
untuk peralatan mesin mengubah data geometrik dari gambar teknik dan instruksi
mesin dari rencana proses kedalam kode numerik sebagai perintah untuk
mengendalikan kerja mesin. Pengendali mesin dapat melibatkan penggunaan
mikrokomputer dengan kemampuan khusus yang disebut dengan Programable logic
controllers (PLCs). Alat ini mengoperasikan satu atau lebih mesin sesuai
dengan petunjuk dari program Numerical Control.
APLIKASI DALAM SISTEM INFORMASI
MANUFAKTUR
Computerintegrated manufacturing (CIM).
Komputer
manufaktur terintegrasi (CIM) adalah pendekatan pembuatan menggunakan komputer
untuk mengontrol seluruh proses produksi. Integrasi ini memungkinkan proses
individu untuk pertukaran informasi dengan satu sama lain dan melakukan
tindakan. Melalui integrasi komputer, manufaktur dapat lebih cepat dan kurang
rawan kesalahan, meskipun Keuntungan utama adalah kemampuan untuk membuat
proses manufaktur otomatis. Biasanya CIM bergantung pada proses kontrol loop
tertutup, berdasarkan input real-time dari sensor. Ia juga dikenal sebagai
desain yang fleksibel dan manufaktur. elemen
CIM adalah design dan manufakturing, dimana manufakturing melengkapi
perencanaan produksi, pengendalian produksi dan proses produksi.
Perhatian utama adalah bagaimana
komputer digunakan sebagai suatu sistem konseptual
dicampur dengan aplikasi dalam
sistem fisik oleh suatu konsep yang disebut computerintegrated manufacturing
(CIM).
Kombinasi dari aplikasi yang
terpisah, seperti CAD (CAD), manufaktur komputer dibantu (CAM), robotika.
KOMPUTER SEBAGAI BAGIAN DARI SITEM
FISIK
Sistem
informasi manufaktur menggunakan komputer baik secara konseptual maupun
sebagai suatu elemen dalam sistem
produksi fisik. Adapun yang termasuk dalam komputer sebagai bagian dari sistem
fisik adalah :
a. Computer Aided Design (CAD)
Program
komputer untuk menggambar suatu produk atau bagian dari suatu produk yang ingin
digambarkan bisa diwakili oleh garis‐garis
maupun simbol‐simbol yang memiliki makna tertentu. CAD bisa berupa gambar
2 dimensi dan gambar 3 dimensi. CAD yang lebih sering disebut Computer Aided
Engineering (CAE), melibatkan penggunaan komputer untuk membantu rancangan
produk yang dimanufaktur.
CAD
digunakan untuk merancang segala sesuatu dari struktur rumit seperti bangunan
danjembatan hingga bagian‐bagian kecil, memperbaiki gambar dengan menghaluskan
garis.Setelah rancangan itu dimasukkan kedalam komputer, engineer dapat
menempatkan rancangan itu pada berbagai pengujian untuk mendeteksi titik‐titik lemah, CAD bahkan dapat membuat bagian‐bagian tersebut bergerak seperti sedang digunakan. Ketika
rancangan itu selesai, perangkat lunak CAD dapat mempersiapkan spesifikasi
rinci yang diperlukan untuk memproduksi produk itu yang disimpan dalam database
rancangan.
CAD
telah berevolusi dan terintegrasi dengan perangkat lunak CAE dan Integrasi itu
dimungkinkan karena perangkat lunak
CAD saat ini kebanyakan merupakan aplikasi
gambar 3 dimensi atau biasa disebut solid
modelling yang memungkinkan
memvisualisasikan komponen dan
rakitan yang kita buat secara realistik dan mempunyai properti seperti massa,
volume, pusat gravitasi , luas permukaan dll.
Contoh Pro/ENGINEER, AutoCAD, Solid
Works, Catia, Unigraphics, ProgeCAD, dan ZWCAD.
b. Computer Aided Manufacturing
(CAM)
Penerapan
komputer dalam proses produksi dimana mesin yang dikendalikan komputer seperti
bor dan mesin bubut menghasilkan produk sesuai dengan spesifikasi yang
diperoleh dari database rancangan.
Otomatisasi
perusahaan sekarang ini disertai teknologi CAM, karena produksi dapat
berlangsung lebih cepat dan tepat
dibandingkan bila menerapkan tenaga manusia
seutuhnya sehingga memungkinkan
berkurangnya sisa bahan produksi yang tidak
berguna. CAM biasanya digunakan oleh
para insinyur dan arsitek dalam penerapannya.
c. Robotik (Industrial Robots/IR)
Penerapan
komputer yang lain dalam pabrik adalah robotik industrial. Alat yang secara
otomatis menjalankan tugas‐tugas tertentu dalam proses
manufaktur yang memungkinkan perusahaan untuk memotong biaya dan mencapai
tingkat kualitas yang
tinggi, juga digunakan untuk melakukan
pekerjaan yang mengandung resiko seperti
melakukan pekerjaan di tempat yang
bertemperatur tinggi sehingga mengakibatkan
kinerja dan keefektifan robot kurang maksimal.
Tujuan
Sistem informasi manufaktur berbasis komputer
menggunakan
beberapa teknik dalam mendukung CIM. CIM
adalah konsep yang
menekankan bahwa tujuan dari penggunaan komputer
dalam automasi pabrik harus :
· Dapat mempermudah proses produksi, disain produk, dan
pengorganisasian pabrik sebagai landasan utama dalam proses automasi dan
integrasi.
· Dapat mengautomasi proses produksi dan fungsi bisnis yang
mendukung dengan bantuan komputer dan robot.
· Dapat mengintegrasikan semua produksi dan proses pendukung
menggunakan komputer dan jaringan telekomunikasi.
· merampingkan proses manufaktur dan untuk mengintegrasikan
mereka dengan fungsi bisnis lainnya (seperti akuntansi,, pembiayaan pemasaran
mendistribusikan,).
Kegunaan
dari CIM yaitu :
·
Menyederhanakan proses produksi,
perancangan produk, organisasi
pabrik
·
Menotomasikan proses-proses produksi
dan
fungsi-fungsi bisnisnya
·
Mengintegrasikan seluru proses
produksi dan pendukungnya
Contoh
kasus yang ditangani
Kegagalan suatu implementasi CIM, pada umumnya disebabkan
oleh dua alasan utama.Pertama adalah ketidakmampuan menggunakan sistem yang
dipilih dan kedua adalah ketidak mampuan dalam mengenali teknologi yang ada
sehingga keliru dalam memilih sistem yang tepat untuk diberlakukan.
JIT
( JUST IN TIME )
Dalam komputasi, just-in
kompilasi-time (JIT), juga dikenal sebagai terjemahan dinamis, adalah suatu
metode untuk meningkatkan kinerja runtime program komputer. Secara tradisional,
program komputer memiliki dua mode operasi runtime, baik ditafsirkan atau
statis (depan-of-waktu) kompilasi. [Rujukan?] Kode diinterpretasikan
diterjemahkan dari bahasa tingkat tinggi ke kode mesin terus menerus selama setiap
eksekusi, sedangkan dikompilasi statis kode diterjemahkan ke dalam kode mesin
sebelum dieksekusi, dan hanya memerlukan terjemahan ini sekali.
kompiler JIT merupakan pendekatan hibrida, dengan penerjemahan yang terjadi terus menerus, seperti dengan interpreter, tapi dengan caching kode diterjemahkan untuk meminimalkan penurunan kinerja. Ia juga menawarkan keuntungan lain melalui kode statis dikompilasi pada waktu pengembangan, seperti penanganan tipe data akhir-terikat dan kemampuan untuk menegakkan jaminan keamanan.
JIT dibangun di atas dua ide sebelumnya di lingkungan run-time: kompilasi bytecode dan kompilasi dinamis. Ini mengubah kode pada saat runtime sebelum dijalankan native, misalnya untuk bytecode menjadi kode mesin asli.
lingkungan runtime Beberapa modern, seperti Microsoft NET. Framework dan implementasi sebagian besar Jawa, bergantung pada kompilasi JIT untuk eksekusi kode berkecepatan tinggi.
kompiler JIT merupakan pendekatan hibrida, dengan penerjemahan yang terjadi terus menerus, seperti dengan interpreter, tapi dengan caching kode diterjemahkan untuk meminimalkan penurunan kinerja. Ia juga menawarkan keuntungan lain melalui kode statis dikompilasi pada waktu pengembangan, seperti penanganan tipe data akhir-terikat dan kemampuan untuk menegakkan jaminan keamanan.
JIT dibangun di atas dua ide sebelumnya di lingkungan run-time: kompilasi bytecode dan kompilasi dinamis. Ini mengubah kode pada saat runtime sebelum dijalankan native, misalnya untuk bytecode menjadi kode mesin asli.
lingkungan runtime Beberapa modern, seperti Microsoft NET. Framework dan implementasi sebagian besar Jawa, bergantung pada kompilasi JIT untuk eksekusi kode berkecepatan tinggi.
JIT mendasarkan pada delapan
kunci utama, yaitu:
1. Menghasilkan produk sesuai jadwal yang didasarkan pada
permintaan.
2. Memproduksi dalam jumlah kecil.
3. Menghilangkan pemborosan
4. Memperbaiki aliran produksi
5. Menyempurnakan kualitas produksi
6. Orang-orang yang tak dianggap
7. Menghilangkan ketidakpastian
8. Penekanan pada pemeliharaan jangka panjang
Pada dasarnya pemborosan di
defenisikan sebagai segala aktivitas yang tidak mempunyai atau memberikan nilai
tambah. Dalam system produksi paling sedikit di kenal tujuh pemborosan, yaitu:
1. Pemborosan karena kelebihan produksi dari permintaan
produksi (pasar)
2. Pemborosan karena waktu menunggu
3. Pemborosan karena transportasi dalam pabrik
4. Pemborosan karena inventori
5. Pemborosan karena pergerakan(motion)
6. Pemborosan karena pembuatan produk cacat
7.
Pemborosan karena proses produksi
itu sendiri tidak efisien efektif (apabila produk itu tidak seharusnya di buat
atau proses itu tidak seharusnya di gunakan).
STRATEGI
PRODUKSI JUST IN TIME(JIT)
Strategi produksi jit di terapkan
pada seluruh system produksi modern sejak proses rekayasa (engineering).
Pemesanan material dari pemasok(suppliers). Manajemen material dalam industry,
sampai kepada distribusi produksi industry kepada konsumen. Tampak bahwa system
industry modern berorientasi kepada kepuasan konsumen engan jalan
mngintgrasikan ketiga komponen utama, yaitu:
-
Pemasok material(suppliers)
-
Proses fabrikasi(factory proses)
-
Dan pelanggan(costumers), sebagai
satu sitem yang utuh.
Beberapa sasaran utama yang ingin di
capai dari system produksi jit adalah:
1.
Reduksi scrap dan network
2.
Meningkatkan jumlah pemasok yang
ikut jit
3.
Menigkatkan kualitas proes industry
(orientasi zero defect)
4.
Mengurangi inventori (orientasi zero
inventori).
5.
Reduksi penggunaan ruang pabrik
6.
Linieritas output pabrik
(berproduksi pada tingkat yang konstan selama waktu tertentu)
7.
Reduksi overhead
8.
Meningkatka produktivitas total
industry secara keseluruhan.
Untuk menerapkan strategi jit system
informasi dalam industry harus bersifat transparan dan
konfrehensif, dimana beberapa mode informasi yang di pelukan
adalah:
1.
Daftar pemasok material dalam
program jit
2.
Laporan kualitas yang komprehensif
dalam perusahaan
3.
Laporan secara rutin kepada pemasok
material dan departemen pembelian materi dari perusahaan.
4.
Pertemuansecara periodic denga
setiap pmasok material.
Agar strategi yang di terapkan
menjadi efektif, tentu saja perlu di buat tindakan korektif dalam program ini
apabila berjalan tidak sesuai dengan harapan yang ada. Beberapa tindakan
korektif dalam program jit adalah:
1.
Membuat daftar masalah kepada
pemasok material
2.
Meminta komitmen pemasok untuk
menyelesaikan masalah
3.
Memberikan dukungan teknik dan
manajemen kepada pemasok apabila di perlukan
4.
Diskualifikasi pemasok material itu
apabila tidak ada respon terhadap masalah dalam waktu tertentu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar